Parafrase Puisi Kawanku dan Aku

Kawanku Dan Aku
Kami sama pejalan larut
Menembus Kabut
Hujan mengucur badan
Berkakuan kapal-kapal di pelabuhan

Darahku mengental pekat. Aku tumpat padaf

Siapa berkata-kata ………?
Kawanku hanya rangka saja
Karma dera mengelucak tenaga

Dia bertanya jam berapa ?

Sudah larut sekali
Hilang tenggelam segala makna
Dan gerak tak punya arti

karya:  Chairil  Anwar

=====================================================================================

Kawanku Dan Aku
Kami (ini se-)sama pejalan (yang sedang) larut (dalam perjalanan)
(dan bersemangat untuk) Menembus Kabut (pekat)
(Tak kami hiraukan meski)Hujan  mengucur (dan) badan (kami basah kuyup)
(kami sama-sama menggigil dan) Berkakuan (di dekat) kapal-kapal di pelabuhan

(aku merasakan) Darahku (mulai) mengental pekat. Aku (membayangkan darahku sudah penuh dan) tumpat padaf

Siapa (yang) berkata-kata (di sana itu) ………?
(karena)Kawanku (ternyata) hanya rangka saja
(lalu hukum) Karma (langsung men-)dera(dan) mengelucak tenaga(ku)

Dia(lalu) bertanya jam berapa (sekarang ini)?

(hari ternyata) Sudah larut sekali (sedangkan aku tidak mengetahui)
(semuanya mulai) Hilang (dan)  tenggelam (dalam) segala makna
Dan gerak tak(lagi) punya arti

By Aila Nadari

Parafrase puisi-Monumen Bambu Runcing

Monumen Bambu Runcing – Wiji Thukul

monumen bambu runcing
di tengah kota
menuding dan berteriak merdeka
di kakinya tak jemu juga
pedagang kaki lima berderet-deret
walau berulang-ulang
dihalau petugas ketertiban
semarang, 1 maret 86
                                                                                                                                                                                               

Monumen Bambu Runcing

monumen bambu runcing (tua yang terletak)
di tengah kota (tua ini)
(masih tetap berdiri tegak, meski sendirian dia terlihat) menuding dan berteriak (lantang,) (“)merdeka(”!)
(di sana,) di kaki (monumennya)nya tak jemu juga
(para) pedagang kaki lima (yang) berderet-deret (di sepanjang jalan.)
walau(pun) berulang-ulang (mereka)
dihalau petugas ketertiban (semangat mereka tak jua padam.)
semarang, 1 maret 86

 

by. Aila Nadari